25 Maret, 2009

Lik Kamto yang kami sayangi

#Kisah 1
Lik Kamto menuntut sepedanya ke tempat mas bandi. Setelah diperhatikan, ternyata sepeda tersebut bannya kempes. Jelas kiranya kalau lik kamto bermaksud meminjam pompa ban sepeda. Sampai di tempat mas bandi lik kamto tidak segera memompa sepedanya, tetapi langsung terlibat obrolan yang asyik dengan mas bandi dan orang orang yang kebetulan nongkrong disana.

Setelah beberapa lama, lik kamto teringat tujuan semula ke tempat lik bandi, segera dia ambil pompa, dan mulai memompa ban sepeda. Setelah selesai, kembali lik kamto ngobrol asyik dengan orang orang disana.

Setelah beberapa lama, akhirnya lik kamto pamit bermaksud kembali pulang kerumah...tetapi alangkah terkejutnya... ternyata sepedanya masih juga kempes bannya. Setelah diperhatikan dengan teliti.. ternyata lik kamto salah memompa sepeda, ternyata yang di pompa bukan sepedanya, tetapi sepeda milik lik bandi.

#Kisah 2
Lik kamto bermasksud menjual ayam ke pasar sleman, kebetulan hari ini pasaran di pasar sleman, yaitu pahing. Setelah sampai ke pasar, dia kaget, ayamnya gak ada di belakang sepedanya. Ternyata, ayam tersebut jatuh di jalan dan di temukan oleh bapak saya. Dengan malu malu akhirnya dia meminta ayamnya kembali, dan kembali mengayuh sepedanya dengan semangat. Dan kali ini aam ayamnya di taruh di depan.


#kisah 3
Lik kamto punya seorang anak yang tinggal di solo. Anaknya itu melahirkan cucu pertamua beliau. Dengan hati gembira, Lik kamto dan istrinya bermaksud menengok cucu pertamanya. Sebelum ke solo, lik kamto dan istrinya mampir ke pasar kranggan (Deket tugu jogja) untuk beli oleh oleh buat anak dan cucu tercintanya.

Setelah oleh oleh lengkap terbeli, Lik kamto memacu kencang sepeda motornya ke jurusan solo. Setelah melewati delanggu, lik kamto lupa arah perjalanan dan kemudian bertanya kepada istrinya "Dik, arah mana sekarang?" sambil menengok ke belakang.

Alangkah terkejutnya, ternyata istri Lik kamto tidak ada di boncengan belakang... dan masih tertinggal di pasar kranggan.

Nah..pembaca sekalian, saya pribadi sangat menyukai Lik kamto, karena orangnya baik sekali. Tetapi yang paling membuat saya sangat menyukai beliau, adalah cerita cerita serunya ketika nongkrong di angkringan atau di pos ronda. Hehehheheh.... terasa hilang stress di kepala, ketika cerita cerita "lupa" nya mengalir dengan lancar. Begitulah..Lik kamto memang super pelupa, mungkin kalau "burung"nya tidak nempel di selangkangan, akan lupa tidak dibawa hehehhee

20 Maret, 2009

Humanisme Syariah

traumatis negara agama bagian 2 --selesai--

Dialog Rabbani itu msih terngiang-ngiang di telinga kita. Dialog agung ini terjadi di salah satu rumah dari kompleks yang menjajari Masjid Nabawi iyu.

"Hafshah puteriku, berapa lama seorang wanita sangup menahan gejolak syahwatnya?"

"Dua atau tiga bulan wahai ayah. Paling lama empat bulan.."

Sejak dialog bersejarah itu, Amirul mukminin 'Umar ibnul Khattab menggariskan kebijakan bagi pasukan jihad: Pergiliran pasukan tiap shift tidak boleh lebih dari 4 bulan. Mereka harus mempunyai waktu jeda untuk menemui istrinya. Semalam, sang Khalifah telah mendengan syair yang dikumandangkan seorang wanita dalam gejolak rindu pada suami yang ada di garis depan.

Umar tidak hanya mengutuk ketidak adilan, tapi dipikulnya sendiri gandum untuk seorang wanita yang memasak batu diatas tungku. Ia dengarkan dengan seksama penuturan seorang gadis kecil penjual susu, Ia juga yang berlari lari ditengah hujan mengejar unta zakat yang lepas.

Mengapa kebijakan-kebijakan Umar begitu humanis? tentu saja karena ia lahir dari sistem pribadi-pribadi yang Rabbani. Rabbani - Humanis..pasangan yang sangat indah.

Maka Umar memecat Khalid, ketika terasa ada sesuatu yang mulai tidak beres di dada para prajurit;kultus. Tetapi ia juga menangis ketika Khalid meninggal, "Adakah wanita yang sanggup melahirkan lagi lelaki seperti Abu SUlaiman?". Umar tidak mengijinkan para panglim mengelola tanah sekaligus membangun kota kota miiter di Bashrah, Kufah dan Fustat agar semangat ekxpansif mereka tidak tumpul. Tapi ia juga berharap perbukitan di Khurasan menghalangi kaum muslimin dari musuh, dan menghalangi musuh dari kaum muslimin. Karena baginya, nyawa seorang mukmin begitu berharga untuk membangun dunia yang beradab.

Ada cirikhas dari setiap kebijakan Umar, yaitu penjagaan nilai nilai Ilahi, nilai perjuangan sekaligus nilai kemanusiaan. Padahal, Umar tidak pernah memerintah atas nama Tuhan, Ia, bahkan pendahulunya berpidato pada saat pengangkatan, "Aku bukanlah orang terbaik diantara kalian. Jika aku benar, maka dukung dan bantulah aku mengemban amanah ini. Jika aku salah, maka jangan ragu untuk meluruskanku!"

Apakah masih ada mulut mulut lancang yang berani memelintir sejarah agung ini dan mengatakan kalau Agama islam tidak pantas untuk dijadikan patokan dalam mengelola ruang publik?

18 Maret, 2009

Savonarola

Traumatis negara agama bagian 1

Kebanyakan kita menganggap bahwa agama terlalu suci untuk dicampur adukkan dengan politik. Agama dianggap wilayah pribadi individu, dan sangat tidak pantas dijadikan acuan untuk mengatur ruang publik. apakah benar demikian?. Saya akan mencoba menuliskannya mungkin dalam beberapa seri..he..he..

Ada suatu cerita yang selalu dijadikan model untuk menentang peran agama dalam mengatur negara, yaitu republik teokratis yang dipimpin oleh Girolamo Savonarola di Firenze , Italia 1545 – 1548.

Alkisah, ditahun tahun itu, kota yang disebut Florence dalam lidah inggris ini adalah yang paling makmur dan bergairah di Italia. Kota dagang sering menjadi panggung drama tragis antara kaum kaya dengan popolo minuto, orang orang kecil. Tapi Firenze beruntung dipimpin oleh kelularga medici. Dengan satuan administrasi yang teratur, pasukan yang kuat, dan aparat yang bersih, pajak dikenakan dengan progesif: semakain kaya, semakin besar prosentase pajak yang harus dibayar.

Karena Paus Leo X (1513-1521) yang membangun Basilica St. Peter dan gila gilaan menggaji para seniman seperti Raphael dan Michaelangelo untuk menghias dengan lukisan yang disebut oleh Paus Hadrianus VI (1521-1523) – penggantinya- sebagai ketelanjangan yang menjijikkan, juga berasal dari keluarga Medici, kita tentu bisa membaca seperti apa mereka ini.

Dibawah pimpinan Lorenzo de’ Medici, kota ini begitu bergairah dengan sastra, penggalian agama dan pendekatan Yahudi-Islam-Kristen, pengetahuan, kesenian dan event event budaya. Tetapi lama kelamaan, susah membedakan antara hal tersebut dengan pesta dan foya foya tidak bermakna. Ya..bagi Girolamo Savonarola, Padri dominikan itu, Ordo Dominikan, tentu saja pada abad selanjutnya di Spanyol, adalah ordo yang paling dekat dengan institusi mengerikan itu : Inquisisi

Bangkitlah Savonarola berkhotbah. Dengan pedas, dia mengutuk bidat bidat pemikiran. Dia mengutuk wanita wanita yang berpakaian tidak sopan. Dia mengutuk pesta dan teriakan syair Lorenzo de’ Medici , “Panjang umur dewa anggur, higuplah hasrat hati!!”. Dan kalangan muda kelas bawah yang muak melihat tingkah polah para bangsawan pun mendukungnya.

Jadilah si Savonarola penguasa dan memerintah atas nama Yesus Kristus. Seseorang yang ketahuan menghujat Tuhan, akan di tusuk lidahnya. Wanita yang berpakaian tidak sopan, akan dirobek dan dipermalukan di jalanan. Yang tidak hadir dalam misa, akan dibakar rumahnya, tak peduli bahwa ia bukan Kristen. Polisi dimana mana dan aneka lagu dan perkataan tiba tiba saja menjadi terlarang.

Kebetulan, Paus yang bertahta saat Savonarola berkuasa, lagi lagi dari keluarga Medici yakni Clementius VII (1523-1534), maka akhirnya Padri Savonarola lah yang judtru tertuduh bidat. Ketika kekuasaannya yang hanya 3 tahun ditumbangkan, ia pun dihukum khas gereja ..bakar!.

Model inilah yang membuat seluruh Barat jera untuk coba coba bereksperimen dengan negara agama ala Savonarola.

Dan tragisnya, ketakutan itu juga pada umat islam, padahal sejarah negara syariah model islam sangat berbeda dengan model Savonarola ini.

*disadur secara bebas dari buku "saksikan bahwa aku seorang muslim" karya Salim a fillah

10 Maret, 2009

POKOKE BANTHENG!!!

Cerita ini terjadi di tahun 1999, ketika waktu itu saya masih sangat imut. entah sekarang.

Hari itu adalah saat Indonesia pertama kali melaksakan pemilu dengan model multi partai. saat itu ada 24 partai politik peserta pemilu. Seperti kebanyakan orang orang, saya termasuk penggembira dalam pesta lima tahunan tersebut, ikut menunggui dan mengikuti perhitungan suara dengan setia.

Suatu ketika, ada mas komaryanto mau ikutan nyoblos,perlu anda ketahui, mas komaryanto ini seorang pendatang di desa saya. Pendatang dari banyuwangi dan sudah tinggal cukup lama di trini.

Ketika mas komaryanto tadi masuk ke bilik suara..semua orang bertanya-tanya...lama bener!!!..sudah hampir sepuluh menit mas komaryanto tadi tidak segera keluar dari bilik.

Belum hilang rasa heran semua orang, tiba-tiba terdengar umpatan cukup keras dari dalam bilik suara "*sensor!!!!"..banthenge okeh tenan!!"

Gerrr....semua orang tertawa bersama sama.

Ternyata mas komaryanto bingung mau nyoblos yang mana, dari dulu beliau memang sudah bertekad "pokoke gambar bantheng tak coblos!!" , ketika membuka kartu sura, dan banyak gambar bantheng bertebaran, rupaya beliau frustasi..mau nyoblos banteng yang mana wahahahahah

Kejadian lucu tidak berhenti di situ, giliran kemudian, ada ibu-ibu menggendong anaknya yang berumur kira kira 3 tahunan. Setelah masuk bilik suara, terdengar dialog cukup menggelikan antara ibu-anak tersebut.

Ibu: "piye le..arep nyoblos sing endi?" (gimana le, mau nyoblos yang mana?)
Anak: "kui wae mak...sing gambar manuk kui" (itu aja mak, yang gambar burung itu)
Ibu: "ooo..yoh..sing iki to?" (oh ya..yang ini kan?)
Anak: "dudu mak, sing kui lho" (bukan mak, yang itu lhoo..)
Ibu: "oooo..sing iki..yoh" (oo..yang ini, ya..)
*belakangan saya tahu bahwa yang dimaksud anak umur 3 tahunan itu adalah lambang partai keadilan dan persatuan yang memang cukup menarik (burung garuda belang hitam putih)

wehehheeh..kalo inget hal tersebut, saya sering tersenyum sendiri, sekaligus merasa miris...karena ternyata, banyak peserta pemilu, yang bukan pemilih logis. Semoga besok tanggal 9, mereka mereka bisa lebih logis menetukan pilihan...

Ah...demokrasi....

02 Maret, 2009

hanya satu kata ..RUMIT!!




Beberapa waktu yang lalu, saya di beri contoh kartu suara pemilu legislatif 2009 oleh seorang teman saya seorang aktifis partai tertentu (sekarang sudah berubah menjadi partai tententu sejahtera karena 1999 tidak lolos elctoral thershold).

Sebenarnya kurang tepat jika di sebut kartu, karena kartu kesannya kecil dan tebal. Kartu suara pemilu 2009 lebih tepat di sebut "poster". Bueesar banget, tulisannya kecil kecil dan tidak ada foto caleg.

Beberapa hal segera berkelebat di benak saya. Harga ngeprint warna satu lembar kertas Kwarto sekarang ini minimal 1000 rupiah. Padahal mungkin saja kartu suara pemilu legislatif 2009 mungkin berukuran lebih besar dari A3 (Double kuarto). Yang jadi pertanyaan..berapa harga satu lembar kartu suara tersebut, kemudian, berapa biaya untuk mencetak semua kartu suara di seluruh Indonesia??? Demokrasi memang mahal..makanya saya tidak pernah setuju dengan demokrasi hehhehee

Yang jadi persoalan juga, ukuran bilik standar dari KPU kecil sekali, bahkan lebih kecil dadi ukuran toilet di rumah sangat sederhana. Ah..bisa di bayangkan, dalam bilik yang kecil, kita dipaksa membuka lembaran besar seperti itu..pasti belibet dan nyebai...

Untung saja mbah parto sentono kakek saya tidak ikutan pemilu karena sudah almarhum..coba kalau beliau ikut..pasti pusing sambil bilang "le..iki kertase di kapakke??" (le..ini kertasnya di apain?) karena caleg dalam kartu suara tersebut tidak ada fotonya.

Belum lagi kotak suara yang kabarnya berlubang kecil..sehingga dimungkinkan kartu suara tidak bisa/sulit masuk ke dalam kotak suara...atau mungkin semua kartu tidak muat dalam kotak suara karena kapasitas yang terlalu kecil...

Memang benar kata salah satu anggota KPU, bahwa pemilu di Indonesia paling rumit sedunia.